MODUL I
DEFINISI
SANITASI
Ilmu sanitasi
adalah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip yang akan membantu dalam
memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik pada
manusia.
Sanitasi adalah
upaya penghilangan semua faktor luar makanan yang menyebabkan kontaminasi dari
bahan makanan sampai dengan makanan siap saji. Kemudian sanitasi juga merupakan
usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor
lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit. Untuk
mempraktikan ilmu sanitasi seseorang harus mengubah segala sesuatu dalam
lingkungan yang dapat secara langsung maupun tidak langsung membahayakan
terhadap kehidupan manusia terutama aspek kesehatan. Bahaya-bahaya tersebut
dapat berasal dari aspek biologis, kimia dan fisik. Namun, aspek biologis
terutama mikroba lebih banyak berkaitan dengan ilmu sanitasi. Keterkaitan ini
disebabkan karena produksi penyakit dan produksi senyawa-senyawa dari proses
pembusukan atau dekomposisi oleh mikroba.
Tujuan sanitasi adalah
mencegah kontaminasi bahan makanan dan makanan siap saji sehingga aman
dikonsumsi oleh manusia.
Sanitasi pangan
merupakan salah satu syarat untuk tercapainya keadaan yang aman dan sehat jika
masyarakat mengkonsumsi suatu produk pangan. Hal ini dikenal juga dengan
istilah keamanan pangan. Industri pangan menerapkan GMP (Good Manufacturing
Practices) untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi pada produk pangan.
GMP adalah praktik
pengolahan dan sanitasi pangan yang baik untuk menjamin bahwa produk pangan
aman untuk dikonsumsi.
GMP mempunyai 4
area utama yaitu :
1. Personal
2. Bangunan atau gedung dan
fasilitasnya
3. Peralatan dan perlengkapan
4. Control produksi dan rosesnya
Fokus utama dari
area GMP itu adalah proses pengendalian sanitasi yang diatur melalui SSOP
(Sanitary Standard Operating Procedures) yaitu prosedur yang ditetapkan secara
spesifik tahap demi tahap untuk proses-proses yang berkaitan dengan sanitasi.
FDA (Food and Drug Administration) telah mentepkan delapan bidang kunci kondisi
sanitasi untuk SSOP.
Kondisi sanitasi baik yang ditetapkan FDA adalah :
1. Keamanan air yang kontak
dengan makanan atau permukaan yang kontak dengan makanan terutama digunakan
dalam pembuatan es.
2. Kondisi/kebersihan permukaan
yang kontak dengan makanan termasuk peralatan, sarung tangan, dan baju luar.
3. Pencegahan kontaminasi silang
(cross contamination) dari benda-benda yang
tidak saniter pada makanan, bahan pengemas makanan, dan permukaan lain yang
kontak dengan makanan
4. Pemeliharaan pencucian dan
sanitasi tangan, dan fasilitas toilet
5. Perlindungan makanan, bahan
pengemas makanan,dan permukaan yang
kontak dengan makanan dari pencemaran (adulteration) dengan bahan pelumas,
bahan baker, pestisida, senyawa pembersih cemaran bahan kimia, fisik dan
biologis lain.
6. Pelabelan, penyimpanan dan
penggunaan senyawa toksik yang tepat.
7. Pengawasan kondisi kesehatan
karyawan yang dapat mengakibatkan kontaminasi mikrobiologis makanan,
bahanpengemas makanan, permukaan yang kontak dengan makanan.
8. Penghilangan hama dari pabrik
makanan
MODUL II
BAKTERI INDIKATOR SANITASI
Bakteri indicator
sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam bahan pangan menunjukkan bahwa
air atau makanan tersebut perneh tercemar oleh kotoran manusia. Bakteri
indicator sanitasi tersebut pada umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan
hidup pada usus manusia. Jadi keberadaannya bakteri tersebut pada air atau
makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau
makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia
sehingga mengandung bakteri pathogen lainnya yang berbahaya.
Ada 3 jenis
bakteri indicator sanitasi yaitu kelompok Streptococcus (Enterococcus) fekal,
Clostridium perfringens dan Escherichia coli.
A.
Streptococcus (Enterococcus)
fekal
Streptococcus
(Enterococcus) fekal merupakan bakteri bukan pembentuk spora yang ditemukan
dalam usus manusia dan relatif tidak banyak di uji sebagai indikator sanitasi
karena beberapa spesiesnya ditemukan di luar usus manusia. Korelasinya dengan
terdapatnya patogen dianggap tidak bagus.
B.
Clostridium perfringens
Clostridium
perfringens adalah bakteri pembentuk spora yang sering ditemukan dalam usus
manusia. Bakteri ini jarang digunakan sebagai indikator sanitasi karena
metodenya kurang spesifik kadang-kadang ditemukan diluar usus manusia seperti
pada tanah, debu, lingkungan dan sebagainya.
C.
Escherichia coli
Escherichia coli
merupakan bakteri yang banyak digunakan sebagai indicator sanitasi karena
bakteri ini merupakan bakteri yang banyak terdapat pada usus manusia yang
umumnya bukan pathogen penyebab penyakit sehingga pengujiannya tidak
membahayakan dan relative tahan hidup di air sehingga dapat di analisis
kberadaannya di dalam air . Keberadaan Escherichia coli dalam air atau makanan
dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya pathogen pada pangan.
Escherichia coli
memiliki bentuk batang yang tidak terbentuk spora dan merupakan flora normal di
usus. Keberadaan Escherichia coli di dalam air minum menunjukkan bahwa air
minum tersebut pernah terkontaminasi dengan kotoran manusia dan mungkin dapat
mengandung pathogen usus. Olek karena itu standar air minum masyarakat
Escherichia coli harus tidak ada setiap 100 ml air.
MODUL III
SUMBER-SUMBER KONTAMINASI PANGAN
Kasus keracunan makanan yang terjadi disebabkan oleh
kontaminasi makanan oleh mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan penyakit
seperti kasus keracunan. Keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme
dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1. intoksikasi
Intoksikasi yaitu keracunan makanan akibat toksin yang
diproduksi oleh mikroorganisme. Mikroba yang tumbuh dalam makanan akan
memproduksi senyawa yang bersifat larut dan beracun. Bila makanan yang
mengandung toksin tersebut dikonsumsi akan dapat menyebabkan penyakit.
Mikroorganisme yang menimbulkan jenis keracunan makanan adalah staphylococcus
aureus, clostridium botulinum, c. perfringens, bacillus aureus, vibrio
parahaemolyticus.
2.
infeksi
infeksi yaitu masuknya mikroba kedalam alat pencernaan
manusia. Mikroba akan tumbuh berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Dalam
infeksi toksin diproduksi ketika organisme sedang tumbuh, tetapi gejala
penyakit yang utama bukan dihasilkan oleh adanya toksin dalam makanan ketika
dikonsumsi melainkan mikroba itu sendiri. Mikroorganisme yang menimbulkan
infeksi melalui makanan adalah brucella sp, E. coli, Salmonella sp,
Streptococcus, Vibrio cholera.
Umumnya mikroba yang tumbuh pada makanan ini dibawa
medium pembawa yang kontak langsung maupun tidak langsung dengan makanan .
medium pembawa tersebut adalah :
A.
Pekerja atau Manusia
Pekerja yang menangani makanan dalam suatu industri
pangan merupakan sumber kontaminasi yang penting, karenakandungan mikroba
pathogen pada manusia dapat menimbulkan penyakit dan ditularkan melalui
makanan.
Manusia yang sehat mampu membawa mikroba seperti
Escherecia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella,
C. perfringen, Bacillus cereus dan Streptococcus dari tinja. Streptococcus umumnya
terdapat dalam hidung, mulut dan tenggorokan serta dapat dipindahkan dalam
makanan.
B.
Hewan
Hewan dapat menjadi medium pertumbuhan dan penyebaran penyakit.
Pada industri pangan yang menjadikan hewan sebagai bahan baku, diharapkan
sangat penting untuk dilakukan pemeriksaan. Semua hewan membawa debu, kotoran
dan mikroba. Hal ini termasuk hewan peliharaan rumah tangga seperti anjing dan
kucing. Apabila hewan tersebut diizinkan berada di dekat makanan, maka makanan
itu dapat menjadi kontaminasi.
Staphilococcus
aureus merupakan penghuni dari hidung, mulut, tenggorokan dan kulit dari
hewan ternak. Tetapi sebagian besar yang terdapat adalah dalam bentuk koagulasi
negatif. Selain itu sterptokoki fekal, Clostridium perfringens, salmonella, dan
koliform merupakan penghuni alat percernaan ternak.
2.
Unggas
Unggas adalah hewan yang mengandung salmonela terbanyak
termasuk galur-galur patogenik terhadap manusia. Oenyakit perut
oleh salmonella pada manusia sebagian disebabkan oleh produk-produk unggas
tertama telur. Pada telur yang sudah mengandung
S. Typhimurium dapat menyebabkan penyakit typhus. Kulit-kulit telur
merupakan sumber salmonella yang dapat mengkontaminasi isi telur bila kulit dan
membranya terluka atau telur dipecahkan. Oleh karena itu makanan yang
mengandung produk-produk unggas perlu diperhatikan secara khusus misalnya
denagn mencuci bersih telur yang akan digunakan. Selain itu salmonella unggas
dapat merupakan sumber Staphylococcus aureus bila kulitnya terluka dan
terinfeksi oleh bakteri tersebut.
3.
Hewan Peliharan
Hewan peliharaan seperti anjing dan kucing banyak
mengandung salmonella yang diperoleh dari makanan anjing yang terkontaminasi.
Oleh karena itu hewan peliharaan sebaiknya tidak berkeliaran diareal persiapan,
pelayanan dan penyimpanan makanan. Pekerja yang telah memegang hewan harus
mengganti baju dan mencuci tangannya dengan baik sebelum menangani makanan.
4.
Binatang Pengerat
Tikus dapat
mengkontaminasi makanan selama transportasi, penggudangan
dan dalam ruangan persiapan
pangan. Tikus membawa organisme penyakit pada kulit dan atau pada alat
pencernaan yang berasal dari makanan yang sudah terkontaminasi. Salah satu
organisme pembawa penyakit tersebut adalah Salmonela typhimurium, S. enteridis,
dan S. Newport. Kontrol terhadap tikus ini penting dan harus dijaga dari
tempat-tempat dimana makanan disimpan.
5.
Serangga
Lalat yang sering berdekatan dengan manusia dan paling
sering ditemukan dalam pabrik makanan adalah Musa domestica. Tempat-tempat
berkembang biak lalat yang paling disukai adalah kuku hewan, kotoran manusia,
sampah dan selokan. Oleh karena itu, kaleng-kaleng atau wadah-wadah sampah yang
terbuka merupakan ancaman bagi sanitasi yang baik. Lalat sering membawa
organisme-organisme penyakit dalam bagian-bagian mulut, pencernaan, kaki dan
jari-jarinya. Karena serangga-serangga memakan kotoran-kotoran, semuanya dapat
mengandung pathogen usus yang berasal dari manusia maupun hewan diantaranya
Salmonela.
Kecoa sering
dijumpai dalam pabrik makanan. Hewan ini biasanya meninggalkan bau khas pada
benda dan mengotori dengan fases yang agak cair. Kecoa suka dengan makanan yang
berpati, keju dll. Tetapi juga memakan hewan-hewan mati, kulit, dan kertas
dinding. kecoa sering mengkontaminasi
makanan dan peralatan dengan membawa kotaran-kotaran yang mengandung patogen pada kaki dan
tubuhnya. Nyamuk dan ngengat sering
terdapat pada tempat-tempat pengolahan
makanan dan dapat membawa organisme
penyakit dan mengkontaminasi makanan. Hewan ini suka tempat yang hangat.
C.
Debu dan Kotoran
Debu dan kotoran
terdiri atas tanah, kulit mati, bulu-bulu halus dan berbagai partikel lainnya.
Debu dan kotoran ini sangat mudah tertiup ke makanan setelah terbawa ke dapur melalui
pakaian dan sepatu. Tanah mngandung bakteri Clostridium perfingens penyebab
keracunan makanan dan banyak lagi yang lainnya.
D.
Udara dan Air
Udara mengandung
bakteri dan beberapa diantaranya dapat melekat pada makanan yang ditinggalkan
dalam keadaan terbuka.
E.
Makanan Mentah
Makanan mentah
mengandung bakteri ketika mereka tiba di tempat pengolahan makanan. Daging
mungkin mengandung bakteri yag semula berada di usus hewan. Mungkin juga daging
itu terkontaminasi oleh bakteri ketika hewan tersebut di bunuh. Air daging juga
mengandung bakteri. Bakteri penyebab keracunan makanan yang disebut salmonella
hidup di dalam usus kebanyakan ayam. Sebagian besar unggas mungkin
terkontaminasi bakteri ini. Kebanyakan buah dan sayur mengandung bakteri.
Sayuran yang berasal dari akar seperti kentang, wortel mengandung bakteri tanah
diatasnya. Apabila ikan benar-benar masih segar mungkin tidak banyak mengandung
bakteri
F.
Buangan (sampah)
Sampah terutama sampah
dapur mengandung makanan busuk. Sisa-sisa makanan, sisa-sisa kupasan yang
semuanya mengandung bakteri. tempat sampah yang terbuka akan meanarik lalat dan
hama lainnya yang kemudian membawa bakteri ke makanan.
MODUL IV
KERACUNAN
MAKANAN
Sepuluh hal yang
dapat menyebabkan keracunan makanan ketika memakan makanan :
1. Makanan disiapkan terlalu lama
sebelumnya, dan disimpan dalam suhu yang hangat (berbahaya)
2. Makanan menjadi dingin terlalu
lama sebelum dimasukkan ke dalam kulkas
3. Pemanasan makanan tidak cukup
untuk membunuh semua bakteri yang ada di dalamnya
4. Orang memakan makanan yang
telah terkontaminasi bakteri penyebab keracunan makanan.
5. Makanan yang kurang matang
6. Daging unggas yang tidak
benar-benar dicairkan
7. Makanan yang telah di masak
terkontaminasi silang oleh makanan mentah
8. Makanan panas disimpan dalam
keadaaan hangat, pada suhu kurang dari 63OC
9. Orang yang menangani makanan
menginfeksikan ketika menangani makanan
10. Sisa-sisa makanan digunakan
kembali
Tipe keracunan makanan dan
gejalanya
Tipe keracunan makanan
|
Dimana bakteri ditemukan
|
Waktu membelah diri
|
Gejala-gejala
|
Salmonella
80-90%
|
Daging
mentah, telur, ternak unggas, binatang
|
6-72
jam
|
Sakit
perut, diare, demam, muntah, dehidrasi
|
Clostridium
perfingens 5-15%
|
Daging
mentah, tanah hasil ekskresi, serangga
|
8-22
jam
|
Sakit
perut, diare
|
Staphylococcus
aureus 1-4%
|
Kulit,
hidung, luka, bisul, susu mentah
|
1-6
jam
|
Muntah,
sakit perut, kedinginan
|
MODUL V
JENIS-JENIS SANITAIZER
Sanitaizer atau desifektan adalah bahan yang digunakan
untuk mereduksi jumlah mmikroorganisme pathogen dan perusak didalam pengolahan
pangan dan pada fasilitas dan perlengkapan persiapan makanan.
Syarat-syarat sanitaizer yang ideal adalah :
a. Sifat-sifat dekstruktif
terhadap mikroorganisme
b. Tahan terhadap lingkungan
c. Sifat-sifat membersihkan yang
baik
d. Tidak beracun dan tidak
menyebabkan iritasi
e. Larut dalam air dalam berbagai
perbandingan
f.
Bau
dapat diterima atau tidak berbau
g. Mudah digunakan
h. Stabil dalam larutan pekat
atau encer
i.
Banyak
tersedia
j.
Murah
k. Mudah diukur dalam larutan yang
telah digunakan
Jenis-jenis bahan sanitasi yang utama adalah:
1. Sanitasi panas
Sanitasi panas adalah bahan sanitasi dengan menggunakan uap
panas dan air panas.
2. Sanitasi radiasi
Sanitasi
radiasi adalah bahan sanitasi yang menggunakan sinar ultra violet dengan
panjang gelombang 2500 A untuk menghancurkan mikroorganisme.
3. Sanitasi kimia
Sanitasi
kimia adalah bahan sanitasi yang menggunakan bahan-bahan kimia. Penggolongan
bahan kimia berdasarkan senyawa kimia adalah yang mematikan mikroorganisme
yaitu : senyawa pelepas klorin, quaternary ammonium compound, iodophor, senyawa
amfoterik
1.
Senyawa klorin
Senyawa-senyawa klorin yang berfungsi sebagai sanitaiser
dapat dikelompokkan menjadi khlorin cair, hipokhorit, khloramin anorganik,
khloramin organic khlorin dioksida.. hipokhlorit adalah sanitaiser yang paling
banyak digunakan dalam industri pangan, tetapi ada sejumlah senyawa khlorin
lain yang digunakan dalam jumlah terbatas seperti Cl2. hipokhlorit
adalah senyawa yang paling aktif dan efektif dalam menonaktifkan sel-sel
mikroorganisme dalam suspensi air dam
yang membutuhkan waktu kontak kira-kira 1,5-100 detik.
Cara kerja dari senyawa khlorin ini adalah mempengaruhi
fungsi membran sel, terutama transport nutrient ekstraseluler, karbohidrat dan
asam amino tidak dapat diambil oleh sel-sel yang telah diberi perlakuan
khlorin.
Keuntungan dari senyawa khlorin dibandingkan desinfektan
lain adalah :
1. Kerjanya cepat
2. Nonselektif dalam mematikan
semua jenis sel-sel vegetatif
3. Biaya penggunaannya paling
rendah
4. Pembilasan peralatan setelah
penggunaan umumbya tidak diperlukan
Kelemahan senyawa khlorin :
1. Tidak stabil karena agak cepat
hilang oleh panas atau oleh kontaminasi dengan bahan organic
2. Sangat korosif terhadap
stainless steel dan logam lain
3. Waktu kontak yang terbatas
dengan peralatan
2.
quaternary ammonium compound
Dibandingkan dengan hipokhlorit, QACs lebih mahal tetapi
senyawa ini mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. QACs tidak dapat dipengaruhi
oleh adanya kotoran organic, monokorosif, efektif pada suhu dan pH yang tinggi.
Kelemahan dari senyawa ini adalah QACs sangat efektif pada bakteri gram
positif, membentuk film pada peralatan penanganan dan pengolahan pangan dan
tidak dapat bekerja sama dengan deterjen sintetik.
3.
yodophor,
Pada umumnya yodium dan asam dipoyodium merupakan senyawa
aktif dalam menghancurkan mikroba. Senyawa yodium utama yang digunakan untuk
sanitasi adalah larutan yodoform, alcohol yodium, dan yodium cair. Yodofor
mempunyai manfaat besar untuk pembersihan dan desinfeksi peralatan dan permukaan-permukaan
dan sebagai antiseptic kulit.
Keuntungan yodofor adalah :
1. Memiliki kelarutan yang lebih
tinggi dalam air
2. Tidak berbau
3. Tidak iritasi terhadap kulit
Kelemahan yodofor adalah :
1. Harganya mahal
2. Mudah menguap pada suhu 50OC
3. Sangat peka terhadap perubahan
pH
4.
senyawa amfoterik
Beberapa surfaktan amfoterik terutama adalah detergen
dengan daya bakterisidal redah. Senyawa ini tidak dipengaruhi senyawa bahan
organic, tidak korosif, tidak beracun, tidak berbau, dan stabil, dalam bentuk
encer dalam waktu yang lama. Akan tetapi cenderung membentuk busa dank arena
mahal serta aktifitasnya terbatas desinfektan ini terbatas, maka amfoterik
tidak banyak digunakan.
MODUL VI
SANITASI PEKERJA
Higine pekerja yang menangani makanan sangat penting peranannya di dalam
mencegah perpindahan penyakit kedalam makanan.
Syarat-syarat yang penting
bagi pekerja :
1. Kesehatan yang baik. Hal ini
di terapkan untuk mengurangi kemungkinan pekerja menjadi tempat penyimpanan
bakteri pathogen.
2. Kebersihan. Hal ini diterapkan
untuk mengurangi kemungkinan penyebaran bakteri oleh pekerja.
3. Kemauan untuk mengerti tentang
sanitasi. Hal ini merupakan persyaratan agar program sanitasi berjalan dengan
efektif.
Cara-cara untuk mengawasi higine pekerja dapat dilakukan
dengan pemeriksaan kesehatan ssecara periodic, menjaga kebersihan pekerja
(rambut, kulit, tangan, kuku dan pakaian) dan memberikan pendidikan mengenal
prinsip-prinsip higene pekerja. Kebiasaan pekerja ketika sedang bekerja seperti
membereskan rambut dan memegang bagian tubuh lain yang tidak mendukung higine
pekerja harus dihilangkan.
Fasilitas pencucian tangan harus tersedia dalam kamar
ganti pakaian, kamar kecil, dalam dapur dan daerah pelayanan makanan.
Pakaian pekerja harus bersih, dan bila digunakan lebih dari
satu hari harus disimpan dalam lemari. Tutup rambut atau kepala harus digunakan
untuk mencegah terjadinya kontak antara rambut dengan makanan. Pekerja harus
menggunakan penutup mulut dan hidung saat pekerja untuk meminimalkan
kontaminasi ke makanan.
Menjaga tempat
kerja, staf dan peralatan bersih adalah bagian penting dari higinitas makanan,
karena pekerja di area yang bersih dapat memberikan keuntungan antara lain :
1. Mengurangi resiko terjadi
produksi makanan yang berbahaya
2. Mencegah gangguan serangga
seperti lalat, tikus dll
3. Lebih menarik konsumen
MODUL VII
SANITASI BANGUNAN/RUANG DAN FASILITAS
Tempat kerja maupun pabrik harus tetap bersih dan rapi
dan didesinfeksi secara teratur. Agar kebersihan lebih efektif sebaiknya
menggunakan air panas, deterjen dan beberapa usaha pembersihan lainnya secara
fisik. Deterjen adalah bahan kimia yang membantu melarutkan minyak dan membuang
kotoran. Meskipun permukaan tersebut sudah kelihatan bersih, masih memungkinkan
terdapat bakteri.
Untuk membersihkan sesuatu
secara teratur, sebaiknya mengikuti tahap berikut ini :
1. Pre-clean adalah membuang
kotoran atau menyingkirkan makanan atau sisa-sisa produksi sebelum dilakukan
pembersihan utama. Tahap ini dapat dilakukan dengan menyikat debu yang berasal
dari sisa-sisa dan lapisan permukaan alat. Dapat menggunakan kain penggosok
untuk menghilangkan noda yang bandel.
2. Main-clean dilakukan dengan
menggunakan air bersih atau air panas dan detergen.harus diperhatikan juga
areal yang sulit dibersihkan misalnya bagian sudut.
3. Pembilasan digunakan air
bersih dan lap bersih
4. Desinfeksi dilakukan dengan
menggunakan larutan desinfeksi dan dibiarkan beberapa saat.
5. Pembilasan akhir dilakukan
dengan menggunakan air bersih dan dilap bersih
6. Pengeringan dapat dilakukan
kering secara alami atau menggunakan pengering steril
SANITASI LINGKUNGAN
Sanitasi lingkungan meliputi sanitasi didalam dan diluar
area pengolahan makanan. Sanitasi didalam area harus dimulai dari tata letak
peralatan sehingga memudahkan pembersihan dan orang-orang yang bekerja
didalamnya. Sedangkan sanitasi diluar area pengolahan lebih berhubungan dengan
lingkungan yang mendukung proses pengolahan makanan.
PENANGGULANGAN KONTAMINASI
Permukaan tempat kerja, pisau, pakaian dan tangan yang
tidak dicuci merupakan pembawa untuk memindahkan bakteri ke makanan (kontak
tidak langsung). Benda-benda dapat mengkontaminasi makanan selama tahap-tahap
proses produksi bahan kimia, termasuk pestisida, pemutih dan bahan lainnya
dapat mengkontaminasi makanan apabila tidak digunakan dengan hati-hati.
Upaya untuk mencegah
kontaminasi dan keracunan adalah :
1. Mencegah kontaminasi pada
pangan
a. Menyentuh makanan sedikit
mungkin
b. Menghindarkan makanan dari
semua sumber bakteri
c. Menutup makanan
d. Memisahkan makanan mentah dari
makanan yang sudah dimasak
e. Menghindarkan hewan dan
serangga dari tempat makanan
f.
Membuang
sisa makanan dan sampah lain dengan hati-hati
g. Menjaga tempat sampah tetap
tertutup
h. Menjaga segalanya sebersih
mungkin
2. Menghentikan perkembangbiakan
bakteri yang ada pada makanan
- Mencegah makanan yang kering menjadi lembab
- Bakteri tidak dapat tumbuh tanpa kelembaban
- Menyimpan makanan pada suhu penyimpanan yang aman yaitu pada suhu dibawah 5OC atau menyimpan makanan panas diatas 63OC
3. Memasak makanan hingga
benar-benar matang
4. Mengusahakan tidak menyiapkan
makanan sebelum diperlukan
5. Tidak menyimpan makanan pada
zona suhu bahaya (5-63OC) lebih lama dari yang diperlukan
6. Menghindarkan pemanasan
makanan kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar