MODUL
I
DEFINISI, JENIS, DAN FAKTOR
YANG BERPERAN DALAM PENYIMPANAN
Penyimpanan adalah tindakan pengamanan barang (dalam hal ini
komoditas pertanian) yang karena sesuatu keadaan atau tujuan harus ditahan
untuk beberapa waktu sebelum dijual, didistribusikan atau diproses lebih
lanjut.
Tujuan penyimpanan secara umum adalah untuk pengamanan baik
dari pencurian maupun kerusakan oleh serangga, tikus, jasad renik dengan jalan
menghindari, mengurangi atau menghilangkan berbagai factor yang dapat
mengurangi nilai komoditas.
Tempat penyimpanan biasa terdiri dari :
1.
Gudang yaitu tempat penyimpanan
yang memungkinkan orang dan barang leluasa bergerak didalamnya dan sering
terkait dengan adanya system administrasi serta kegiatan perdagangan.
2.
Lumbung yaitu tempat
penyimpanan yang lebih mengarah pada system penyimpanan tradisional khususnya
yang menyangkut tempat atau wadah baik berupa kotak, terumbu bambu ataupun
berupa bangunan khusus tempat penyimpanan pangan.
Dalam proses penyimpanan pada komoditas pertanian dapat
terjadi kehilangan. Kehilangan tersebut adalah :
a)
Kehilangan bobot atau susut
berat
b)
Kehilangan rupa
c)
Kehilangan mutu
d)
Kehilangan nilai gizi
e)
Kehilangan keamanan
f)
Kehilangan harga
g)
Kehilangan hukum
h)
Kehilangan pasar
i)
Kehilangan kepercayaan
Peranan penyimpanan bagi petani produsen :
1.
Penyedia dan pengaman benih
2.
Penyelamat dan pengaman hasil
panen
3.
Persediaan konsumsi keluarga
sehari-hari
4.
Persediaan di musim panceklik
5.
Memperkokoh posisi tawar
menawar
6.
Memberikan keuntungan yang
lebih baik
7.
Sebagai sarana pembentukan dan
penumpukan modal
8.
Sebagai bagian dari proses
penuaan (aging) misalnya tembakau
Peranan penyimpanan bagi pengusaha/pedagang dan bagi
industry pengolahan :
1.
Agar persediaan komoditas atau
bahan baku tetap terjamin
2.
Kelancaran bisnis
3.
Jaminan untuk memperoleh kredit
atau modal usaha
4.
Memperkuat posisi tawar menawar
5.
Memperoleh keuntungan yang
lebih baik karena dapat mengatur produksi dan pemasaran
6.
Persediaan jika terjadi keadaan
darurat atau gejolak ekonomi dan sosial tidak menentu
7.
Sebagai sarana pembentukan dan
pengembangan modal
Peranan penyimpanan bagi suatu negara :
1.
Sebagai stok nasional
2.
Persediaan keadaan darurat
3.
Menjamin stabilitas harga dan
ekonomi
4.
Menjaga stabilitas sosial,
politik dan keamanan
5.
Sebagai sarana meningkatkan
sumber penghasilan dan devisa Negara
6.
Meningkatkan kepercayaan luar
negeri
Kondisi penyimpanan dapat dilakukan dengan cara :
1.
Penyimpanan
alami
Penyimpanan alami adalah penyimpanan pada kondisi apa
adanya. Kondisi udara (suhu, kelembapan, susunan gas, aliran) sekeliling
komoditas bergantung pada kondisi udara sekeliling secara umum dan kondisi
wadah serta bangunan penyimpanan. Ma kin leluasa udara ke
luar masuk ruangan penyimpanan, makin besar pengaruh perubahan kondisi udara
luar terhadap komoditas yang disimpan. Komoditas pertanian yang sering
dilakukan metode penyimpanan alami adalah berupa biji-bijian.
2.
Penyimpanan
modifikasi dan terkendali
a.
Penyimpanan dingin
Penyimpanan
dingin adalah penyimpanan pada suhu rendah baik penyimpanan beku (freezing)
ataupun diatas titik beku. Jika suhunya sedikit diatas titik beku yaitu sekitar
1-5OC dikenal dengan penyimpanan atis (chilled) dan jika suhunya
sejuk (cold) yaitu sekitar 10OC maka dapat disebut penyimpanan
sejuk. Sementara itu cold storage di Indonesia lebih banyak diasosiasikan
dengan tempat atau perusahaan penyimpanan beku, terutama untuk es krim dan
hasil hewani terutama daging dan ikan beku.
b.
Penyimpanan atmosfir modifikasi
Penyimpanan
atmosfir modifikasi adalah penyimpanan dengan modifikasi atau mengontrol udara
atau gas sekitar komoditas. Modifikasi gas dilakukan umumnya diarahkan untuk
mengurangi kadar oksigen karena :
·
Laju metabolism akan terhambat
pada kadar O2 rendah
·
Serangga bahkan cendawan tidak
dapat berkembang biak pada kadar O2 rendah
·
Proses ketengikan dan
penyimpangan bau serta warna akibat proses oksidasi. Proses ini dapat dihambat
dengan kadar O2 rendah
Prinsip kerja metode ini adalah memasukkan CO2
dan atau N2 sehingga O2 terdesak. Gas CO2
dalam bentuk cair, gas ataupun padat dapat digunakan untuk maksud tersebut.
Cara lain yaitu dengan pembakaran agar O2 menurun dan CO2
meningkat. Komoditas pertanian yang sering dilakukan metode ini adalah beras
dan biji-bijian.
c.
Penyimpanan atmosfir terkendali
Penyimpanan
atmosfir terkendali dikenal dengan juga sebagai penyimpanan CA (controlled
atmosphere) adalah cara penyimpanan dengan pengaturan atau pengendalian suhu,
kelembapan dan gas sekeliling komoditas yang disimpan. Penyimpanan atmosfir
terkendali banyak digunakan untuk penyimpanan buah-buahan tropis dan bunga.
d.
Penyimpanan kelembaban rendah
Beberapa
jenis barang termasuk komoditas pertanian dan makanan sering memerlukan kondisi
kering atau kelembapan rendah didalam ruang penyimpanan. Untuk itu, banyak
digunakan bahan yang bersifat higroskopis. Bahan yang sering digunakan adalah
gamping (CaO) dan silica gel.
3.
Penyimpanan
vakum
Dalam keadaan vakum kadar oksigen akan sangat rendah
sehingga berbagai hama tidak dapat berkembang. Kondisi tersebut juga menghambat
reaksi kimia (oksidasi) sehingga mengurangi laju kerusakan akibat reaksi
kimiawi seperti bau apek, tengik.
4.
Penyimpanan
hermetik
Pada penyimpanan hermetic kondisi udara yang berhubungan
dengan komoditas sebenarnya tidak diubah, tetapi wadah atau tempat yang
digunakan kedap udara sehingga tidak memungkinkan udara luar masuk.
Metode penyimpanan dapat dilakukan dengan cara :
1.
Curah
Keuntungan :
o Pemanfaatan
ruang lebih efisien karena tidak ada ruang tumpukan
o Waktu
lebih efisien karena komoditas dapat dimasukkan dan dikeluarkan lebih cepat
o Dapat
menangani komoditas dalam jumlah besar
o Dapat
menghemat biaya operasi
o Kehilangan
komoditas karena tercecer dan rusak dapat lebih kecil pada waktu penanganan
karena dikerjakan secara mekanis
o Pengawasan
dan pengendalian hama lebih mudah
Kelemahan :
o Biaya
investasi lebih besar
o Memerlukan
desain bangunan yang relative tidak sederhana
o Memerlukan
tenaga kerja terlatih menangani peralatan
o Pemeliharaan
dan peralatan relative lebih sulit
o Tidak
semua komoditas pertanian dapat disimpan secara curah
o Jika
didistribusikan dalam bentuk berkarung maka ada pekerjaan ekstra untuk
mewadahkan
2.
Berkarung
Kelebihan :
o Bangunan
dapat dibuat secara sederhana dan murah
o Tidak
memerlukan banyak peralatan
o Perawatan
lebih mudah dan murah
o Gudang
dapat digunakan untuk berbagai macam komoditas
o Memerlukan
banyak tenaga kerja hal ini memberi lapangan kerja
o Tidak
memerlukan wadah lagi jika komoditas akan didistribusikan
Kelemahan :
Waktu dan biaya pemasukan dan pembongkaran, upah tenaga
kerja, pemanfaatan ruang yang
rendah dan sering kesulitan dalam pengendalian hama.
Factor yang berperan dalam penyimpanan adalah :
1. Factor teknis yang terdiri dari
:
a)
Bahan/komoditas
Yang
berperan adalah jenis, sifat alami, kadar air, komposisi kimia, densitas
b)
Lingkungan
Yang
berperan adalah lingkungan fisis (suhu, kelembapan, tekanan udara)
c)
Perlakuan
Yang
berperan adalah pra perlakuan dan perlakuan selama penyimpanan
d)
Wadah/tempat
Yang
berperan adalah wadah, gudang dan lokasi
e)
Manusia
Yang
berperan sebagai perencana dan pelaksana
2. Factor ekonomis yang terdiri
dari :
a)
Pola usaha tani
Yang
berperan adalah ukuran usaha, pemilikan, intensifikasi
b)
Tata niaga
Yang
berperan adalah system tata niaga, permintaan, penawaran
c)
Pendanaan
Yang
berperan adalah kemudahan mendapatkan modal
d)
Kebijakan
Yang
berperan adalah kebijakan ekonomi dan modal
e)
Keamanan
Yang
berperan adalah ketenangan dan kegairan usaha
Kerusakan yang terjadi baik langsung maupun tidak langsung
dari kondisi lingkungan penyimpanan :
1. Perubahan bentuk dan
konsistensi
Perubahan bentuk dan konsistensi terjadi karena proses
mekanis akibat perubahan kondisi lingkungan fisis. Hal ini terjadi jika suatu komoditas
segar berada dalam suatu lingkungan yang kering atau tekanan uapnya rendah
sehingga banyak air yang akan keluar dari komoditas yang akan disimpan . Oleh
karena kehilangan air maka komoditas akan layu, keriput atau mengalami
perubahan bentuk lainnya
2. Perubahan warna
Perubahan warna seperti memucat menguning atau perubahan
warna lainnya dapat terjadi akibat kondisi udara sekeliling. Proses perubahan
warna akan makin dipacu dengan makin tinggi suhu komoditas. Suhu komoditas akan
tinggi jika suhu lingkungannya juga tinggi.
3. Perubahan komposisi kimiawi
komoditas
Perubahan cita rasa (flavour) pada beberapa komoditas pangan
segar (terutama buah-buahan) sangat penting diperhatikan. Karena proses ini
banyak dipengaruhi oleh factor suhu maka pengaturan suhu sangat berperan pada
penyimpanan tersebut.
4. Perkembangbiakan organism
perusak
Suhu, kelembapan dan susunan gas berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan
perkembangbiakan
organisme yang terkait penyimpanan. Sehingga pemahaman kondisi lingkungan fisis
dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme dapat diketahui dan menduga kemungkinan yang akan terjadi.
MODUL
II
ORGANISME DIDALAM GUDANG
MIKROORGANISME
1. Organisme nirperusak (non
perusak)
Organisme nirperusak (non perusak) adalah organism mikro
atau makro yang secara langsung tidak menyerang atau merusak komoditas yang
disimpan. Golongan ini terdiri dari :
a)
Penyelonong (intruder)
Penyelonong adalah organisme (umumnya mikroorganisme) yang
ada di komoditas atau berada dalam ruang penyimpanan dengan alasan yang tidak
jelas. Mungkin tertarik dengan cahaya atau kegelapan gudang, tersesat atau
ingin berteduh. Contoh jangkerik, cicak, walang sangit. Organisme ini tidak
merusak komoditas tetapi dapat mengotorinya sehingga dapat dianggap pengganggu
walaupun bukan perusak.
b)
Predator dan parasit
Predator adalah binatang yang memangsa binatang lain dan dia
tidak menumpang hidup bersama mangsanya. Parasit adalah binatang atau tumbuhan
yang hidup numpang pada inang dan mengerogoti inangnya. Predator dan parasit
biasanya memangsa hama. Predator ukurannya lebih besar sedangkan parasit
berukuran kecil.
c)
Scavenger
Scavenger adalah binatang yang menyikat atau memakan
bangkai, sisa-sisa makanan ataupun kotoran kegiatan binatang lain sehingga
dapat juga dikatakan pelahap kototan atau sisa makanan. Contohnya cerurut dan
semut.
d)
Pemakan cendawan (fungusfeeder)
dan mikroflora
Binatang pemakan cendawan seperti Ahasverus advena dan
beberapa jenis tungau hidup dari memakan spora maupun miselium cendawan yang
tumbuh pada komoditas ataupun yang tumbuh di dinding, lantai atau wadah
penyimpanan.
Mikroflora
atau tumbuhan berukuran mikro seperti cendawan, khamir, dan bakteri bukan hanya
penting peranannya sebagai factor perusak atau sebagai makanan untuk binatang
pemakan cendawan, tetapi diduga berperan dalam pencernaan serangga. Mikroflora
membantu mencerna makanan didalam perut serangga sehingga mudah diserap tubuh.
Tanpa adanya mikroflora pencerna serangga dapat mati lemas karena kekenyangan.
2. Hama gudang
Hama atau pest adalah organisme yang mengganggu dan
merugikan manusia. Suatu jenis organisme baru disebut hama jika dapat
menimbulkan kerugian diatas ambang ekonomi yaitu kerusakan atau gangguan yang
menimbulkan kerugian ekonomi yang berarti.
Kerusakan yang terjadi akibat hama gudang adalah :
·
Kerusakan fisis-mekanis seperti
lika, koyak, dan berlubang menyebabkan cacat sehingga mutunya turun dan
harganya rendah bahkan ditolak
·
Tercemar karena kotoran hasil
kegiatan biologisnya seperti kotoran, kulit terkelupas dan yang
tidak terlihat seperti
urine dan racun
·
Tercemar adanya bulu, bangkai,
bagian atau bahkan organisme bersangkutan
·
Secara tidak langsung kegiatan
biologis organisme tersebut menaikkan suhu dan kelembaban ruangan yang merangsan
kerusakan lebih lanjut serta mempercepat proses kerusakan fisiologis dan kimia
lainnya
Organisme makro yang termasuk hama gudang adalah tikus,
serangga, tungau, rayap dan burung. Mikroorganisme yang tergolong hama gudang
adalah cendawan, khamir, dan bakteri perusak.
Pertumbuhan bakteri melalui fase-fase Adaptasi, Pertumbuhan
awal, Pertumbuhan cepat, Pertumbuhan melambat, Statis, dan Menurun.
Jasad renik yang penting pada penyimpanan adalah cendawan,
khamir dan bakteri. Cendawan umumnya menyerang komoditas relative agak kering,
khamir menyerang komoditas agak basah sampai basah sedangkan bakteri menyerang
komoditas segar yang berkadar air tinggi.
Berdasarkan kondisi suhu ada 3 golongan jasad renik yaitu ;
·
Psikrofil (-5 sampai 20OC)
·
Mesofil (10-45OC)
·
Termofil (25-80OC)
Jenis jasad renik gudang yang menyerang pada komoditas segar
atau baru masuk dari lapangan adalah fusarium sp, Alternaria sp, Cladosporium
sp, Helminthosporium. Khamir dan penicillium spp sering menyerang bijian yang
masih berada di lapangan dan kondisi basah atau lembab. Sedangkan cendawan
gudang sering menyerang komoditas kering seperti biji-bijian. Umumnya dari
genus Aspergillus dan penicillium.
Cara praktis mencegah atau mengurangi serangan jasad renik :
a)
Membuat komoditas cukup kering
sehingga Aw nya lebih rendah daripada Aw yang diperlukan bagi pertumbuhan jasad
renik
b)
Membuat komoditas tidak dapat
ditumbuhi jasad renik karena mengandung bahan kimia anti jasad renik
c)
Membuat kondisi udara
sekeliling yang dapat menghambat pertumbuhan jasad renik
d)
Sterilisasi pada komoditas lalu
diikuti dengan kepasan hermetic (kedap udara)
Mikotoksin adalah racun yang dikeluarkan oleh mikroorganisme
yang dapat merusak orang tubuh manusia atau binatang.
Beberapa cendawan penghasil racun (mikotoksin ) dan jenis
racunnya
No
|
Jenis Cendawan
|
Racun yang dihasilkan
|
Keterangan
|
1
|
A. ochraceus
|
Okhratoksin
|
Merusak hati
|
2
|
P. patulum
|
patulin
|
Merusak syaraf
|
3
|
A. candidus
|
citrinin
|
Merusak ginjal
|
4
|
P. islandicum
|
islanditoksin
|
Merusak hati
|
5
|
F. graminearum
|
zearalenone
|
Merusak organ
reproduksi
|
TIKUS
Tikus merupakan hewan yang cepat berkembangbiak dan
merupakan hama utama yang
menyebabkan
kehilangan sangat besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan pangan.
Tikus dapat membawa pathogen berbahaya seperti Salmonella
typhii kuman penyebab penyakit tipus. Kuman berkembang karena adanya kotoran,
komoditas busuk akibat serangannya, sampah dari sarangnya serta bekas makanan
yang secara keseluruhan mengotori komoditas yang disimpan.
Kerusakan/kehilangan yang ditimbulkan tikus yaitu :
·
Kehilangan kuantitas
·
Kerusakan wadah dan bangunan
·
Pengotoran komoditas
·
Pembawa dan penyebar kuman
penyakit
Berdasarkan
bentuk tengkorak, ordo rodentia terbagi :
o Hystricomorpha
: bermoncong tumpul, senang tinggal di dalam tanah
o Scioromorpha
: tinggal diatas pohon/didalam tanah, bentuk kepala bundar
o Myomorpha
: mempunyai moncong relative panjang dan lancip (golongan tikus)
SERANGGA GUDANG
Serangga adalah binatang berkaki enam sehingga disebut
heksapoda dan tubuh terdiri dari 3 bagian : kepala, dada dan perut, memiliki
sungut atau antenna sebagai alat penghidu.
Serangga memili 2 ordo yaitu golongan kumbang (Coleoptera)
dan golongan ngengat atau pijer (Lepidoptera). Perbedaannya adalah pada
sayapnya. Sayap kumbang keras. Kedua ordo ini memiliki metamorphosis
(perubahan) sempurna yaitu telur, larva, kepompong, dewasa, telur dan
seterusnya.
Hama primer dapat menyerang komoditas yang masih utuh dalam arti masih berkulit (keras) misalnya
rhizopertha, sitophilus.
Hama sekunder hanya menyerang komoditas yang lunak, telah
terkupas atau telah terserang hama primer. Komoditas yang diserang misalnya
beras, tepung, gaplek misalanya tribolium, sp.
Hama utama (major pest) tergolong paling merusak dan umum
dijumpai pada suatu komoditas tertentu, misalnya sitophilus, sp. Dan tribolium
sp. (serealia) calossobrochus spp (kacang-kacangan), lasioderma sp (tembakau)
Hama minor tidak terlalu penting karena jarang menyerang
komoditas tersebut dan kalau menyerang biasanya hanya menimbulkan kerusakan
yang relative kecil.
Hama pemakan dalam sebagian besar hidupnya berada didalam
komoditas terutama fase larva dan kepompong misalnya sitophilus sp. Dan
rhizopertha sp.
Hama pemakan luar mempunyai kebiasaan makan dipermukaan
komoditas contoh tribolium, Corcyra, cryptoleste spp.
Komoditas
|
Jenis hama
|
Serealia dan
karbohidrat tinggi
|
Sitophilus,
rhizopertha, tribolium, stegobium, ephestia
|
Kacang-kacangan
|
Callosobruchus
chinensis
|
Kopi sejenisnya
|
Araecerus fasciculatus
|
Kulit sejenisnya
|
Dermestes spp
|
Tembakau
|
Lasioderma spp
|
Kopra
|
Necrobia rufipes
|
Kacang tanah
|
Caryedon serratus
|
Tungau adalah binatang kecil berukuran kurang dari satu
millimeter dan bukan serangga, umumnya makan cendawan, ada juga yang menyerang
biji-bijian dan hidup pada suhu seperti serangga.
MODUL
III
PENGENDALIAN HAMA GUDANG DAN
TIKUS SECARA NIRKIMIAWI
PENGENDALIAN HAMA GUDANG
Pengendalian hama secara nirkimiawi adalah pengendalian hama
yang dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia.
Pengendalian adalah tindakan pencegahan, pengawasan,
penjagaan dan pemberatasan. Pencegahan adalah usaha menghindari/mencegah
kemungkinan serangan hama. Pengawasan berarti pemantauan dan evaluasi terus
menerus. Penjagaan adalah tindakan mempertahankan/menjaga agar nilai dan daya
guna komoditas tidak berkurang.
Pemberantasan adalah pembasmian hama yang menyerang dan merupakan
tindakan kuratif, sedangkan pencegahan, pengawasan dan penjagaan adalah
tindakan yang bersifat preventif.
PENGENDALIAN TIKUS
Serangan tikus pada komoditas pertanian ditandai dengan :
·
Adanya bau urine
·
Kotoran tikus dilorong, bawah
tumpukan, pinggir dinding
·
Tanda jalan/bekas lintas tikus
dekat pintu, jendela
·
Bekas kaki tikus pada lantai
yang berdebu
·
Karung atau komoditas yang
rusak karena gigitan tikus
·
Sarang tikus diantara tumpukan
atau ditempatkan tersembunyi
Cara pencegahan serangan hama dapat dilakukan dengan cara :
·
Menyimpan secara efisien
·
Menjaga kebersihan dan
kebiasaan baik
·
Ruang hermetic
·
Penguatan komoditas
·
Pengaturan suhu dan kelembaban
ruang penyimpanan
·
Pengkalisan dan penggunaan
bahan penolak
·
Penggunaan wadah/tempat kalis
hama
Pengendalian hama tikus dengan cara nirkimiawi dapat
dilakukan dengan cara
1.
Pengkalisan
tikus
Pengkalisan tikus adalah tindakan pencegahan yang ditekankan
untuk
mencegah
masuknya hama tikus kedalam tempat penyimpanan.
Tikus dapat masuk ke gudang dengan cara :
o Melalui
celah antar daun pintu dan dinding atau lantai
o Memanjat
dinding dan masuk melalui lubang angin, lubang atau celah jendela
o Melalui
lubang atau saluran pembuangan air
o Memanjat
melalui talang air
o Membuat
lubang di dinding
o Membuat
lubang bawah tanah
o Memanjat
kabel listrik atau kabel telepon
o Melalui
ranting, dahan atau bangunan yang menjorok ke gudang
Cara pencegahan atau pengkalisan tikus umumnya dilakukan
secara mekanis, misalnya
dengan
menutup semua lubang atau jalan yang dapat digunakan tikus untuk masuk ke
gudang.
2.
Pengusiran
tikus
Pengusiran tikus dapat dilakukan dengan menggunakan
gelombang ultrasonic. Pada prakteknya penguunaan gelombang ultrasonic masih
jarang digunakan karena memberikan dampak kegelisahan bagi manusia dan jika
gelombangnya terlalu tinggi dapat memecahkan kaca. Dalam prakteknya manusia
lebih senang menggunakan gelombang ultrasonic alami untuk mengusir tikus
contohnya suara jangkrik.
3.
Perangkap
tikus
Perangkap tikus adalah alat untuk menangkap tikus hidup
maupun mati.secara umum dikenal dua macam perangkap tikus yaitu perangkap
jepret yang terbuat dari besi pelat dan perangkap kurung yang umumnya terbuat
dari kawat kasa.
4.
Lem
tikus
Lem tikus mudah diperoleh dan banyak di jual di took-toko.
Untuk memerangkap tikus dengan lem tikus diperlukan papan kayu atau lempeng
logam berukuran 40X50 cm.
5.
Kebersihan
lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan mungkin cara yang cukup
sederhana, namun efektif untuk pencegahan serangan tikus mengingat tikus kurang
senang pada lingkungan bersih.
PENGENDALIAN SERANGGA
Pengendalian serangga dengan cara nirkmiawi dapat ditempuh
dengan berbagai cara :
1.
Cara
penolakan atau pengusiran
Zak penolak serangga yang dilakukan dapat digunakan tanak
dan minyak atsiri karena bau tanah dan minyak atsiri tidak disenangi oleh
serangga. Cara pengusiran serangga dapat dilakukan dengan menggunakan sinar contohnya sinar kuning dapat menyesatkan
serangga sehingga dapat membutakan dan menyilaukan.
2.
Secara
mekanis
a)
Perangkap lem untuk serangga
Lem dioleskan pada lembar kertas atau batang kecil (semacam
lidi). Untuk lebih mengefektifkan perangkap lem ini sering dicampur dengan
aroma penarik serangga, misalnya bau amis yang merupakan salah satu daya tarik
lalat dapat dicampurkan pada lem untuk kertas perangkap lalat.
b)
Perangkap lampu
Perangkap lampu yang digunakan menggunakan sinar UV yang
dilengkapi kumparan beraliran listrik yang kuat. Lampu ini semula dimaksudkan
untuk membunuh nyamuk di rumah tetapi kurang efektif karena nyamuk kurang
tertarik pada cahaya sebaliknya lalat diwaktu senja atau cahaya redup akan
tertarik cahaya dan menuju cahaya itu.
c)
Perangkap kipas
Serangga dalam gudang dapat diperangkap dengan menggunakan
kipas penyedot atau
aspirator
yang kuat. Serangga yang terbang dekat aspirator akan tersedot dan menyangkut
dikantong kasa aspirator. Dengan cara itu serangga yang terperangkap lalu dapat
dibunuh
d)
Gaya benturan
Enteloleter adalah nama sebuah mesin yang menggunakan
prinsip gaya pusing. Alat ini
ditempatkan
sebelum pembungkusan untuk meyakinkan bahwa komoditas yang dikemas telah bebas
dari hama serangga.
Keuntungan pengendalian hama secara mekanis
1)
Peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan sederhana
2)
Pengoperasian peralatan mudah
3)
Bahan yang digunakan mudah
diperoleh dan murah
4)
Pengendalian secara mekanis
lebih murah dibandingkan dengan secara kimiawi
5)
Dampak pengendalian secara
mekanis lebih sedikit dibandingkan secara kimiawi
Kerugian pengendalian hama secara mekanis
1)
Tidak dapat memberantas 100%
hama dibandingkan secara kimiawi
2)
Untuk skala besar sangat sulit
dilakukan karena memerlukan perlengkapan dan tenaga kerja serta biaya yang
besar
3)
Pemberantasan membutuhkan waktu
yang lama dan kurang praktis
4)
Tikus sering menghindar atau
bubar jika mendengar atau melihat temannya terperangkap
5)
Beberapa peralatan membutuhkan
listrik sehingga sulit daerah yang belum memiliki listrik
3.
Secara
biologis
a)
Musuh hama dan keseimbangan
alami
Hewan yang menjadi musuh suatu hama dijaga dan jika perlu
dikembangkan untuk kemudian dilepas agar memerangi hama yang ada. Ada dua jenis
organism sebagai musuh hama yaitu predator dan parasit. Predator adalah hewan
yang memangsa langsung hama tersebut, sedang parasit adalah hewan atau organism
lain yang ikut pada badan hama dan memakan hama tersebut.
b)
Feromon
Serangga jantan dari golongan ngengat tertarik dan mencari
sang betina oleh suatu bau yang dikeluarkan serangga betina pada masa perkawinan.
Bau seks yang dikeluarkan oleh serangga betina disebut feromon. Feromon
dimanfaatkan orang untuk usaha pengendalian hama gudang yang bersangkutan.
Pemberian zat feromon dapat mengacaukan perkawinan dan memerangkap serangga
jantan.
c)
Pemandulan
Melalui persilangan dapat dihasilkan serangga jantan yang
steril. Serangga jantan yang steril serupa dengan serangga jantan normal.
Kecuali dalam perkawinan tidak akan menghasilkan keturunan.
Keuntungan pengendalian hama secara biologi
1)
Dampak lingkungan tidak ada
2)
Relative murah dan tidak
memerlukan peralatan khusus
3)
Kurang diperlukan tindakan lain
karna organism yang dilepas atau bekerja dengan sendirinya untuk selanjutnya
Kerugian pengendalian hama secara biologi
1) Dampaknya
tidak segera terlihat
2) Masih
belum dapat memberantas hama pada skala besar
3) Tidak
dapat melayani permintaan yang mendadak apalagi dalam jumlah besar
MODUL
IV
PENGENDALIAN HAMA GUDANG SECARA
KIMIAWI
Pengendalian hama secara kimiawi merupakan pengendalian hama
menggunakan bahan kimia berupa pestisida. Pestisida adalah semua bahan kimia
yang digunakan untuk membunuh hama, penyakit dan gulma pertanian.
Syarat umum pestisida :
1)
Ampuh dan efektif untuk
membunuh hama
2)
Aman bagi manusia dan hewan
peliharaan
3)
Murah dan mudah didapat serta
mudah digunakan
4)
Mempunyai daya tahan urai
tertentu
5)
Tidak meninggalakan noda atau
merusak tanaman atau barang lain yang terkena
Jenis-jenis pestisida :
1) Insektisida : untuk membunuh serangga (piretrin, diazinon)
2) Fungisida : untuk membunuh cendawan (maneb,
thiram, zineb)
3) Rodentisida : untuk membunuh tikus (warfarin, klerat,
fosfit)
4) Akarisida : untuk membunuh tungau (kelthane,
trithion)
5) Bakterisida
: untuk membunuh bakteri
(tetrasiklin, baktisin)
6) Nematosida : untuk membunuh nematode (nemacur,
furadan, nemagor)
7) Herbisida
: untuk membuuh gulma
(gramaxon, roundup)
8) Algisida
: untuk membunuh ganggang
(dimanin)
Berdasarkan bentuk formulasi pestisida dikenal dengan :
1)
Bentuk glintiran (granula)
dengan kode G (furadan 3 G, basudin 10G)
2)
Bentuk debu dengan kode D
(sevin 5D, menzate 25D)
3)
Bentuk bubuk dengan kode P dan
W untuk dibasahkan, S untuk dilarutkan, D untuk didispersikan. Bentuk bubuk
yang langsung dienceran diberi kode WP dan yang dilarutkan dengan pelarut
(minyak mineral, air) diberi kode SP contoh sevin 50 WP dan dicarbam 85 SP
Berdasarkan cara kerjanya pestisida dikenal dengan :
1)
Racun kontak untuk disemprotkan
(piretrin, malathion)
2)
Racun perut untuk diumpankan
(klerat, warfarin)
3)
Racun nafas bentuk gas ataupun
cairan mudah menjadi gas, umumnya fumigasi
4)
Racun sistemik masuk ketubuh
tanaman/hewan yang terbawa keseluruh bagian. Contoh furadan, oxatine,
roundup
Berdasarkan asal diperoleh pestisida dikenal dengan :
1)
Pestisida alami yang diperoleh
dari bahan alami misalnya tembakau, akar tuba dll.
2)
Pestisida buatan yang diperoleh
dari senyawa hidrokarbon (minyak bumu, batu bara)
Pestisida yang diberikan untuk membunuh hama gudang dapat
dilakukan dengan cara pencampuran, penaburan, penghembusan, penyemprotan,
penggasan, penyalutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar