Selasa, 25 Juni 2013

MODUL MEMANEN HASIL PERTANIAN



TAKSASI HASIL PANEN
Taksasi hasil tanaman pertanian biasa dilakukan oleh petani untuk memperkirakan jumlah produksi yang akan diperoleh. Sesungguhnya kegiatan ini mempunyai kepentingan tertentu, khususnya berkaitan dengan persiapan bila kegiatan panen tanaman diakukan. Berapa tenaga kerja yang perlu dipersiapkan, dan berapa lama waktu panen dengan sejumlah produksi yang telah diperkirakan sebelumnya.
Terdapat dua metode taksasi hasil produksi tanaman yang biasa diakukan oleh petani/pengelola usaha pertanian, yang secara prinsip adalah sama, yaitu dengan cara mengambil sampel dari sebagian tanaman.
Metode Berdasarkan Ubinan
Metode ubinan adalah cara memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau tergolong berumpun. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan peralatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan.
Metode ini biasa dilakukan oleh petani tanaman pangan (padi). Sesungguhnya yang perlu diperhatikan adalah mengapa untuk mentaksasi hasil tanaman padi dilakukan dengan metode berdasarkan ubinan. Kalau diperhatikan bahwa tanaman padi adalah tanaman rumpun dengan jarak yang tidak mudah dipisahkan antara tanaman satu dengan lainnya. Oleh karenanya untuk tanaman yang memiliki sifat rumpun seperti halnya tanaman padi dapat dilakukan taksasi hasil berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman jagung, ubi jalar, tomat sayur dsb. Sekalipun demikian juga dapat pula diterapkan terhadap tanaman yang tidak berumpun. Permasalahannya adalah akan sangat sulit bila tanaman tersebut memiliki jarak tanam yang cukup besar. Oleh karena itu billa tanaman tidak berumpun namun jarak tanamnya relatif pendek/sempit bisa juga dilakukan taksasi hasil produksi dengan metode berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman cabe, terong, tomat buah dll. 
Adapun langkah cara melakukan taksasi berdasarkan ubinan adalah sebagai berikut:
-       Pastikan luas areal yang akan dipanen.
-       Tentukan luas dan jumlah  ubinan yang akan dipakai sebagai sample. Luas ubin umumnya cukup ditetapkan ukuran 2 X 2 meter (4 m2).
-       Jumlah ubinan bisa diambil lebih dari satu ubin dengan tempat yang berbeda. Hal ini tergantung dari apakah tanaman tersebut homogen ataukah heterogen. Bila homogen cukup ditentukan satu ubin saja. Bila heterogen (tanaman tidak merata) bisa diambil lebih dari satu ubin dengan tempat yang tersebar acak. Misalnya dibagian tepi 2 ubin, ditengah 1 ubin. Jumlah ubin tersebut bias diperbanyak tergantung dari luasan areal tanaman.
-          Panen sejumlah sampel yang berupa ubian tersebut dan timbang berat produksinya untuk setiap sampel/ubin.
Text Box:            La
Th = ---------  X Hu
           Lu
      rumus perhitungan:

Keterangan:
Th = Taksasi hasil
La = Luas areal tanaman
Lu = Luas ubin
Hu = Hasil ubinan
Contoh :
-       Diketahui luas lahan tanaman padi 10 ha.
-       Sehubungan dengan luasnya tanaman, maka ditetapkan akan diambil sampel sejumlah lima ubin.
-       Ukuran luas setiap ubin ditetapkan 5m X 5m = 25 m2
-       Hasil ubinan adalah sbb:
Nomor Ubin
Hasil Produksi (Kg)
1
2
3
4
5
16
15
12
19
13
Rata-rata
15
-        Taksasi hasil adalah:
            100000 m2
     Th = --------------  X 15 kg. = 60.000 kg  = 60 ton
                                                   25 m2
-        Jadi kesimpulan bahwa taksasi hasil produksi tanaman padi sebagaimana kasus diatas adalah 60 ton.
Metode Berdasarkan Populasi
Metode taksasi berdasarkan populasi adalah cara memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau tergolong pepohonan. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan peralatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan.
Merencanakan  Taksasi berdasarkan populasi biasa dilakukan untuk tanaman yang memiliki jarak tanam lebar sehingga antar tanaman dapat dipisahkan. Dengan terpisahnya antar setiap tanaman, maka dapat dengan mudah dalam pengambilan sampel berdasarkan populasi. Tanaman yang biasa dilakukan taksasi hasil adalah tanan tahunan seperti karet, kopi, buah-buahan dan lain-lain. Namun tidak menutup kemungkinan untuk tanaman semusim dilakukan taksasi berdasarkan populasi, seperti tanaman cabe, tomat dan lain sebagainya.
Adapun langkah cara melakukan taksasi berdasarkan populasi adalah sebagai berikut:
-        Pastikan luas areal tanaman yang akan dipanen.
-        Pastikan jarak tanam tanaman.
-        Perkirakan prosentase tumbuh tanaman.
-        Tetapkan sejumlah tanaman yang akan dipakai sampel.
Jumlah sampel ini tergantung keadaan homoginitas kesehatan tanaman dan banyaknya populasi tanaman. Semakin banyak populasi tanaman dan atau kurangnya tingkat homoginitas kesehatan tanaman maka sebaiknya sampel yang ditetapkan lebih banyak dan tersebar tempat tumbuhnya.
-          Text Box:            La  X Hs X Pt
Th =  -------------------
                  Jt
Panen tanaman yang sudah ditetapkan sebagai sampel dan timbang hasil produksinya untuk setiap sampelnya.
-        Rumus Perhitungan:
Keterangan:
Th  = Taksasi hasil
La  =  Luas areal tanaman
Hs  =  Rata-rata hasil sampel tanaman
Pt   = Prosentase tumbuh tanaman
Jt    = Jarak tanam
Contoh:
-      Diketahui luas lahan tanaman mangga 10.000 m2.
-      Jarak tanam adalah 5m X 5m = 25 m2
-      Sebagai sampel tanaman ditetapkan tiga pohon mangga, yaitu dua dibagian tepi lahan dan satu pohon ditengah lahan.
-      Prosentase tumbuh dari sejumlah pohon yang ditanam dilahan tersebut adalah 90%
-      Hasil produksi setiap sampel tanaman adalah sbb:
Nomor sampel
Hasil Produksi (Kg)
1
2
3
15
45
30
Rata-rata
30
-          Taksasi hasil adalah:
            10000 m2 X 30 kg X 90%
 Th = -----------------------------------   = 10.800 kg  = 10,8  ton
                                     25 m2
-        Jadi kesimpulan bahwa taksasi hasil produksi tanaman mangga sebagaimana kasus diatas adalah 10,8 ton.

PENENTUAN SAAT PANEN
Menentukan saat panen adalah menetapkan saat panen yang tepat sehingga tidak terjadi atau paling tidak mengurangi kendala yang mungkin nanti dihadapi pada saat panen atau pasca panen. Kegiatan ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan iklim, kematangan hasil dan faktor-faktor lain seperti ketersediaan peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan pengangkutan hasil produksi. Kegiatan ini penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman semusim (tanaman pangan dan hortikultura) maupun tanaman tahunan (tanaman buah-buahan dan tanaman industri). Jika petani tidak menentukan saat panen dari usaha pertaniannya maka kemungkinan petani akan menghasilkan produksi yang tidak maksimal, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akibatnya keuntungan petanipun akan menjadi tidak maksimal. Kegiatan penentuan saat panen ini umumnya petani tidak melakukan, namun sesungguhnya dengan tanpa disadari bahwa beberapa petani telah melakukan kegiatan ini.
Pertimbangan Menentukan Saat Panen
Sebagaimana kepentingan perlunya ditentukan saat panen adalah mengacu dari berbagai pertimbangan-pertimbangan yang merupakan dasar untuk mengambil keputusan mengapa tanaman harus segera dipanen atau ditunda. Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
·      Adanya kriteria yang diberlakukan bagi tanaman untuk siap dipanen sesuai dengan kebutuhan produksinya. Apakah hasil panen akan dijual sesuai kriteria permintaan pasar atau sesuai kriteria pemanfaatan hasil produksi, misalkan untuk benih.
·      Pertimbangan waktu yang berkaitan dengan keadaan cuaca/iklim pada saat panen, baik untuk kemudahan pada saat pelaksanaan panen ataupun karena pengaruh ciaca/iklim terhadap sifat hasil produksi yang akan dipanen.
·      Pertimbangan umur tanaman atau umur buah, dimana untuk beberapa jenis tanaman sudah mempunyai ketentuan pada umur tertentu sudah harus dipanen.
Pengaruh Saat Panen Terhadap Produksi
Saat panen sangat berpengaruh terhadap hasil produksi baik kualitas maupun kuantitas. Sebagai akibat berkurangnya keuntungan yang seharusnya diperoleh bagi petani.
·      Dari segi kualitas jelas menentukan banyaknya hasil produksi yang memungkinkan dapat dijual dengan harga yang memuaskan per satuan produksi.
·      Dari segi kuantitas bahwa jumlah produksi tidak maksimal atau dimungkinkan adanya sejumlah produksi yang hilang pada saat panen.
·      Secara ekonomis adalah menentukan terhadap keuntungan maksimum menurut kondisi pasar tertentu. Oleh karena itu sekalipun hasil produksi belum saatnya untuk dipanen, namun menurut pasar kondisi produksi pada saat itu  dapat memberikan harga dengan keuntungan maksimum.
Kriteria Penentuan Saat Panen
Sebagaimana diuraikan diatas bahwa ada beberapa kriteria yang sebaiknya diikuti untuk menentukan saat panen. Hal ini tergantung dari apakan hasil produksi akan langsung dijual atau akan dijadikan benih. Namun secara umum kriteria yang biasa digunakan bagi para petani adalah sebagai berikut:

1).     Berdasarkan kenampakan (visual)
Beberapa jenis komoditas dapat ditentukan saat panennya berdasarkan kenampakan baik kenampakan dari buah, batang ataupun daunnya. Misalnya; warna, keadaan kulit, ukuran, bentuk dsb. Berdasarkan kriteria ini adalah sangat mudah untuk dilakukan karena dapat dilihat secara langsung.
2).     Berdasarkan fisik (morphologisnya)
Beberapa jenis komoditas tanamam dapat dilihat dari segi fisik atau morphologisnya, Misal; tingkat kekenyalan, berat persatuan buah/biji,  keriput atau bernas, dan lain-lain. Contoh buah kelapa, kalau tua akan mengecil Penentuan panen dengan metode ini sangat subyektif dan juga dipengaruhi faktor lingkungan.
3).      Berdasarkan analisis kimia
Sebagian produksi diambil sebagai sampel untuk dilakukan analisis kimia di laboratorium. Dari hasil analisis tersebut akan dapat menentukan sifat kimiawi dari hasil produksi yang sedang diuji dan barulah dapat ditentukan apakah tanaman sudah bisa dipanen atau menunggu beberapa hari lagi sesuai dengan persyaratan kualitas produksi yang dikehendaki.
4).      Berdasarkan kadar air .
Kriteria ini biasa diterapkan untuk tujuan tertentu; misalnya untuk penghasil
produksi benih. Penentuan panen dengan metode ini dapat lebih obyektif karena panen baru dilakukan  jika biji telah mencapai kadar alr tertentu. Meskipun demikian kadar air benih sangat dipengaruhi  oleh kondisi lingkungan karena biji selalu dalam keadaan equilibrium dengan llingkungan sekitarnya.
5).       Berdasarkan fisiologi .
Sebagaimana penentuan kadar air yang juga dilakukan dilaboratorium, sifat-sifat kimia yang biasa ingin diketahui adalah kadar gula dan tingkat keasamannya. Misalnya pada tanaman tebu dan karet merupakan tanaman sepesifik yang memerlukan analisis ini untuk menentukan saat panen.
6).       Berdasarkan Umur tanaman.
Pada umumnya adalah tanaman semusim atau tanaman yang hanya satu kali periode produksi langsung mati. Kelemahan penentuan saat panen berdasarkan umur adalah bahwa umur tanaman (mulai sebar benih sampai panen) sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga sangat bervariasi. Pada umur tertentu ternyata tanaman belum siap panen, padahal seharusnya sudah harus dipanen. Misalkan jagung manis dapat dipanen setelah umur 70 hari sejak tanam, semangka 64 – 80 hari sejak tanam, dan lain-lain.

MEMANEN HASIL TANAMAN
Budidaya tanaman merupakan kegiatan bercocok tanam yang tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan produk tanaman, baik berupa umbi, batang, getah, bunga, daun, dan buah/biji. Suatu jenis tanaman umumnya hanya diambil satu bagian dari tanaman yang dianggap sebagai hasil produksinya. Namun ada juga yang dapat diambil lebih dari satu bagian dari tanaman. Sekalipun demikian hanyalah satu bagian saja yang dianggap sebagai hasil produksi utamanya. Upaya untuk mengambil bagian dari tanaman yang merupakan tujuan utama budidaya tanaman tersebut disebut Memanen/Harvesting. Setiap tanaman memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari karakteristik tanamannya maupun hasil produksinya. Oleh karena itu dalam memanen tanaman juga mempunyai cara dan peralatan yang berbeda-beda pula sesuai dengan karakteristik tanaman dan hasil produksinya.
Karakteristik Tanaman
Tanaman budidaya pertanian memiliki berbagai sifat dan karakteristik yang bermacam-macam. Umumnya tanaman budidaya ini dibedakan antara tanaman semusim dan tanaman keras/tahunan.
1).      Tanaman Semusim
Tanaman semusim adalah tanaman yang dibudidayakan hanya untuk diambi hasilnya satu kali produksi selama masa hidup tanaman tersebut. Adapun ciri-ciri tanaman semusim adalah sbb:
§  Umur tanaman antara 2 s/d 6 bulan saja, tergantung ketahanan hidup tanaman tersebut.
§  Tanamannya berbatang lunak dengan pertumbuhannya tumbuh tegak individu, tumbuh tegak berumpun, dan tumbuh menjalar.
§  Hasil produksinya bisa berupa umbi, daun, bunga, dan buah/biji.
§  Musim panennya adalah tergantung iklim karena keterbatasan ketersediaan air sebagai air pengairan yang sangat diperlukan tanaman. Bia air pengairan cukup untuk tanaman budidaya tersebut, maka tanaman bisa dibudidayakan sepanjang tahun dan dapat dipanen kapan saja.
2).   Tanaman Keras/Tahunan
Tanaman keras/tahunan adalah tanaman yang dibudidayakan untuk diambil hasilnya lebih dari satukali semasa hidupnya. Adapun ciri-cirinya adalah sbb:
§  Umur tanaman bisa mencapai 50 tahun atau bahkan lebih.
§  Tanamannya berbatang keras dengan pertumbuhannya tumbuh tegak individu.
§  Hasil produksinya adalah berupa batang, daun, dan atau buah.
§  Musim panennya adalah musiman atau sepanjang tahun.
Cara Memanen
Cara panen hasil tanaman adalah bervariasi, tergantung dari karakteristik tanaman dan hasil produksi yang akan diambilnya. Secara umum panen hasil tanaman dapat dilakukan sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini.
KARAKTERISTIK
HASIL TANAMAN
CARA MEMANEN
CONTOH TANAMAN
A.      TANAMAN SEMUSIM


1.                  Umbi
Mencangkul sekitar tanaman dengan hati-hati
Ketela rambat, Singkong, dll
2.                  Batang dan daun
Mencabut/memotong tanaman
Sawi, Seladri, Bawang daun, dll
3.                  Bunga
Memotong/memetik tangkai bunga
Anggrek,
4.                  Buah
Memetik buah
Tomat, jagung dll
5.                  Biji
Memotong tanaman kemudian merontokan biji
Padi
B.      TANAMAN KERAS/TAHUNAN


1.                  Batang
Memotong/menebang
Pohon Jati, Enau, rotan
2.                  Getah
Menyayat kulit batang/pohon
Karet
3.                  Buah
Memetik
Jeruk, apel
Untuk memetik buah atau bunga tidak diperkenankan asal petik. Hal ini akan mempengaruhi masa .berbunga berikutnya. Mungkin akan lama lagi berbunga kalau cara memetiknya sembarangan. Perlu diperhatikan adalah dalam memetik jangan sampai bagian titik tumbuh bunga ikut terpetik. Petikalah tepat pada tangkai buah dengan hati-hati dan tidak terlalu banyak goyangan agar tanaman tidak stres. Bisa dengan cara memutar tangkai buah atau menarik buah kearah atas. Namun yang paling baik adalah memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting yang tajam. Secara umum bahwa panen tersebut diatas dapat dilakukan secara konvensional, dan dengan menggunakan teknologi.


 





Bagian yang digunting pada buah yang bertangkai
1).       Secara Konvensional
Secara konvensional adalah yang biasa dilakukan oleh para petani pada umumnya, yaitu cukup menggunakan tangan dan beberapa peralatan/ perlengkapan sederhana. Cara ini banyak menggunakan tenaga kerja dan kerusakan/ kehilangan hasil produksi masih mungkin terjadi bila diakukan dengan menggunakan tenaga kerja yang kurang profesional.
2).         Dengan Teknologi
Cara ini adalah lebih modern dengan menggunakan mesin pemanenan. Keuntungan cara ini adalah kegiatan proses panen bisa dilakukan dengan lebih cepat, sedikit menggunakan tenaga kerja, dan kerusakan/kehilangan bisa lebih ditekan.
Peralatan dan perlengkapan Panen
Peralatan dan perlengkapan panen berfungasi untuk membantu dalam melakukan pemanenan hasil tanaman. Peralatan dan perlengkapan panen  tersebut dibutuhkan sesuai karakteristik tanaman dan hasil tanaman yang akan dipanen, serta cara menanennya dari masing-masing jenis tanaman. Sebagaimana tujuan petani/pengelola usaha pertanian adalah untuk mendapatkan hasil panennya dengan kualitas dan kuantitas yang optimal tanpa adanya kerusakan dan kehilangan selama proses panen, maka peralatan dan perlengkapan panen ini ditentukan dan dipilih yang benar-benar dapat membantu dalam proses pemanenan hasil tanaman.
Macam peralatan dan perlengkapan panen ini sangat spesifik, tergantung dari spesifikasi hasil panen, apakah hasil panen berupa umbi, batang, getah, daun, bunga, buah, dan biji.
Secara umum peralatan dan perlengkapan panen yang biasa digunakan adalah:
1).     Umbi
Hasi panen berupa umbi biasanya hanya diperlukan alat untuk menggali umbi tersebut, yaitu cangkul.
2).     Batang
Tanaman yang diambil batangnya adalah pohon yang biasa digunakan untuk bangunan, misalnya pohon jati. Alat yang digunakan adalah Gergaji (sinso), tai dsb.
3).     Getah
Tanaman yang biasa diambi getahnya adaah tanaman karet dan sebangsanya. Untuk mengambil getahnya biasa digunakan pisau khusus untuk mengerat (menderes) pohon karet, mangkok untuk menampung getah dari pohon, dan ember untuk pengumpulan getah dari mangkok-mangkok.


Sadapan pohon karet

4).     Daun
Hasil tanaman yang berupa daun cukup dipetik, misalnya tanaman teh, tembakau dll. Perhatikan arah memetiknya, yaitu arah kebawah. Hal ini dimaksudkan agar tanaman tidak terlalu goncang dan tidak terlalu melukai batang. Untuk memetik daun ada juga yang memerlukan bantuan alat pisau. Adapun perlengkapan yang perlu dibawah adalah keranjang sebagai tempat hasil petikan daun.





Arah petikan
5).      Bunga
Hasil tanaman yang berupa bunga cukup dipetik, misalnya tanaman bunga anggrek, zebra dll. Untuk memetik bunga ada juga yang memerlukan bantuan alat pisau. Adapun perlengkapan yang perlu dibawah adalah keranjang sebagai tempat hasil petikan bunga.








Panen dengan menggunakan tangga

 
 
















6).      Buah
Hasil tanaman yang berupa buah cukup dipetik, misalnya tanaman tomat, terong, mangga, rambutan dll. Sebagaimana karakteristik tanaman penghasil buah, ada yang pendek, cukup terjangkau oleh tangan manusia dan ada yang tinggi, tidak terjangkau oleh tangan manusia. Untuk memanen tanaman yang tinggi biasa diperlukan tangga dan galah khusus alat memanen buah.


Galah atau sogrok

7).      Biji
Tanaman penghasil biji biasanya berumpun. Alat yang diperlukan adalah pisau khusus ( arit atau ani-ani) untuk memotong batang tanaman dan alat perontok biji








 



Arit, ani-ani dan alat perontok padi
MENGANGKUT HASIL TANAMAN PERTANIAN
Mengangkut hasil panen dari kebun ke gudang adalah merupakan bagian dari kegiatan memanen hasil tanaman pertanian. Kegiatan ini juga berpengaruh terhadap hasil panen, terutama terhadap kualitas hasil panen. Dengan cara pengangkutan yang sembarang saja menyebabkan tingkat kerusakan hasil panen lebih besar. Oleh karenanya upaya mengangkut hasil panen tanaman pertanian perlu pula adanya perhatian khusus.
Pertimbangan Menentukan Cara Pengangkutan
1).       Karakteristik Hasil Panen
            Setiap hasil panen tanaman pertanian memiliki karakter yang berbeda-beda, baik dari segi bentuk maupun sifatnya.
§  Bentuk hasil Panen Tanaman
            Hasil panen tanaman dapat berupa umbi, batang, getah,  daun, bunga, dan buah. Sesuai dengan karakter ini maka alat dan perlengkapan pengangkutannya harus disesuaikan, terutama berkaitan dengan ukuran dari hasil tanaman tersebut. Sebagaimana hasil tanaman sayuran akan berbeda alat dan perlengkapan pengangkutannya dengan hasil tanaman yang berupa buah.
§  Sifat Hasil Panen
            Sifat hasil panen tanaman juga bervariasi, dari hasil tanaman yang mudah rusak sampai hasil tanaman yang tahan atau tidak mudah rusak. Kemungkinan penyebab kerusakan hasil tanaman pertanian semasa pengangkutan adalah:
-          Pengaruh iklim atau cuaca.
            Beberapa jenis hasil tanaman akan terpengaruh terhadap iklim atau cuaca. Terlebih lagi bila jarak kebun ke gudang cukup jauh. Oleh karena itu alat angkut yang diperlukan adalah yang mampu mempertahankan kualitas hasil panen selama pengangkutan ke gudang.
-          Kesesuaian alat pengangkutan
            Alat angkut hasil panen tanaman pertanian memiliki spesifikasi tertentu, sesuai dengan hasil panen tanaman apa yang akan diangkut. Namun umumnya petani tidak memiliki alat angkut yang spesifik, sehingga mereka menggunakan suatu alat angkut hasil panen tanaman pertanian yang serba guna.

2).      Jarak Pengangkutan
            Jarak pengangkutan juga menentukan terhadap tingkat kerusakan hasil panen tanaman pertanian. Sebagaimana tanaman karet yang umumnya jarak kebun ke gudang/pabrik relatif cukup jauh, sementara hasil panennya akan cepat menggumpal sebelum dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian untuk getah karet ini memerlukan perlakuan khusus selama pengangkutan sampai kegudang. Demikian pula alat transpotasinya juga didesain secara khusus.
3).       Medan Lapangan.
            Tidak setiap tanaman dibudidayakan pada lahan yang mudah terjangkau dengan kendaraan. Umumnya di Indonesia tanaman pertanian dibudidayakan pada lahan-lahan yang medannya bergelombang dan jalanpun hanya merupakan jalan setapak serta belum ada pengerasan jalan. Kalau ada baru dengan pengerasan batu yang tidak diratakan. Dengan kondisi medan lapangan yang demikian akan mempengaruhi jenis atau macam alat dan perlengkapan pengangkutan hasil panen  tanaman tersebut.
4).       Tenaga Kerja
Untuk di Indonesia jumlah tenaga kerja pertanian masih belum menjadi faktor pembatas pada kegiatan budidaya tanaman pertanian. Mungkin permasalahannya adalah tingkat pengetahuan tenaga kerja, khususnya dalam hal bagaimana cara mengangkut hasil panen tanaman pertanian yang benar. Di negeri lain dimana tenaga kerja pertanian sudah berkurang dan cukup mahal, maka pemanfaatan teknologi penggunaan alat mesin pertanian merupakan pertimbangan untuk mengatasi sedikit dan mahalnya tenaga kerja dibidang pertanian.
Alat/perlengkapan Pengangkutan
Secara konvensional petani tidak terlalu mempermasalahkan alat dan perlengkapan pengangkutan hasil panen tanaman pertaniannya. Miniamalnya cukup dengan menggunakan karung-karung dan dipanggul atau digendong dari kebun hingga kerumahnya. Namun untuk hasil panen tanaman tertentu dengan jarak yang jauh dan jumlahnya cukup besar, maka petani sudah mulai mempertimbangkan alat dan perlengkapan pengangkutan yang mungkin digunakan. Pertama kali hanya berpikir agar hasil panen tanamannya bisa sampai kerumah/gudang. Tetapi setelah adanya persyaratan dari permintaan pasar tentang bagaimana kualitas yang diinginkan pasar, petani mulai berpikir bagaimana cara mengangkut hasil panennya agar hasilnya tidak banyak rusak dan laku mahal. Berbagai macam alat dan perlengkapan untuk mengangkut hasil panen tanaman pertanian adaah sebagai berikut:
1).       Kendaraan Pengangkut
Umumnya hasil panen tanaman pertanian diangkut dalam dua tahap hingga sampai ke gudang atau rumah petani.
Pada tahap pertama adalah mengangkut hasil panen dari kebun sampai ke tempat pengumpulan. Tempat pengumpul-an ini biasanya dipilih dipinggir jalan atau  tempat-tempat yang terjangkau oleh kendaraan roda empat atau pedati. Alat transpotasi yang digunakan adalah:
§  Tandu/keranjang/karung yang dibawah oleh tenaga manusia sebagai pengangkut. Alat ini digunakan bila jalan yang dilalui adalah jalan setapak atau bahkan sesekai menyeberangi sungai.
§  Gerobag dorong/tarik yang didorong atau ditarik oleh tenaga manusia. Alat pengangkut ini digunakan bila jalan yang dilalui cukup untuk dilewati gerobag dorong/tarik. Kurang lebih lebar jalan adalah 1 meter.
§  Sepeda atau sepeda motor. Jalan yang dilalui adalah yang memungkinkan dilewati kendaraan ini, yaitu lebar jalan lebih kurang 1 meter.
§  Perahu kecil atau rakit, bila jalan yang memungkinkan untuk mengangkut hasil panen hanyalah sungai yang menghubungkan antara kebun dengan tempat pengumpulan.
Tahap kedua adalah mengangkut hasil panen dari tempat pengumpulan ke gudang, kerumah petani, dan atau langsung ke pabrik. Umumnya yang digunakan mengangkut hasil panen dari tempat pengumpulan sampai kegudang/ rumah petani/ langsung ke pabrik adalah menggunakan pedati yang ditarik oleh seeokor atau dua ekor lembu, kendaraan truk atau colt pick up. Untuk hasil tanaman tertentu digunakan alat transpotasi khusus, seperti getah karet, sayur mayur dll.
2).      Alat Bantu Pengangkutan
Alat bantu untuk mengangkut hasil panen tanaman adalah alat yang digunakan untuk memindahkan hasil panen dari tumpukan ditanah ke atas kendaraan transpotasi. Peralatan/perlengkapan ini meliputi sekop, karung, keranjang, ember. Untuk hasil panen yang cukup banyak dan berat digunakan Alat pengangkut hidrolic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar